Senin, 01 Juni 2015

Uang
Part 3


Hari demi hari terus berlalu aku hanya merasa ini bukan seperti dunia yang kuharapkan lagi entah mengapa.Aku berjalan mengitari sekolah dan melihat seorang anak kecil yang sedang ditarek oleh pria besar yang aneh.Aku berlari mendekat dan merik anak itu tiba-tiba "bapak ini mau ngapain anak kecil kok ditarik kayak gitu nggak kasian apa" kataku dengan nada kasar sambil memperhatikan wajah pria dengan paras seram itu "mau ngapain kamu bocah hah saya cuman mau ngebawa anak itu ke orang tuanya minggir berikan anak itu kepadaku".

Pria itu berusaha menarik anak yang sedang memelukku dengan berlinang air mata anak itu berharap dan memohon kepadaku agar dibawa pergi olehku.Pria itu tak berhentinya menarik anak itu sehingga aku menampar wajahnya sehingga ia melepaskan genggamannya dari anak tersebut "ayo kita lari dek cepat" aku menarik dengan sekuat tenaga dan membawa kabur anak itu menuju area depan sekolah.Setelah situasi aman aku mengajak ngobrol anak itu dan menanyakan beberapa pertanyaan "rumah kamu dimana dek" dia terlihat murung mendengar pertanyaanku tadi dan tidak menjawabnya.

Selang beberapa menit dia mulai bersuara setelah aku membelikannya es krim "sebenarnya saya gak punya rumah kak" aku terkejut "lah terus orang tua kamu dimana" tanyaku keheranan "orang tua saya udah meninggal dibunuh preman tadi,preman itu merampok rumah saya dan membawa pergi saya kak.Dia berencana untuk menjual saya dengan harga 15 juta ke pejabat yang tidak memiliki anak" anak itu berkata dengan lirih hingga tanpa sadar mengeluarkan air mata dan entah mengapa aku juga mulai berlinang air mata entah darimana keluarnya air mata tetapi aku mulai mengerti kerasnya hidup ini.

Aku membawa pulang anak itu kerumah dan menceritakan semua kejadiannya ke ayah "jadi begitu yah karena lisa kasihan jadi lisa bawapulang deh adek ini" ayah mengamati anak itu dan mulai mengajukan pertanyaan "nama kamu siapa" dia terdiam sesaat tetapi dengan bujukan segelas susu dari bibi dia akhirnya angkat bicara "nama saya rizal om baik" melihat ekspresi anak itu ayah hanya tertawa lalu membalasnya "mulai sekarang kamu jangan panggil om lagi dengan panggilan itu yah panggil aja ayah atau apa terserah kamu" aku keheranan.Beribu pertanyaan keluar dari kepalaku "maksud ayah" tanyaku "ayah bakalan adopsi rizal lagipula warna matanya hampir mirip ama kamu jadi kan udah kayak saudara" mendengar pertanyaan itu rizal hanya tercengang sedangkan aku melompat kegirangan.

Entah mengapa beberapa orang di indonesia ini rela menjual seseorang anak yang masih berumur 5 tahun yang masih tidak mengetahui apa-apa hanya demi uang yang bahkan tidak akan dibawa mati.Aku hanya bertanya dimana keadilan di negeri ini hanya karena sebuah uang tragis namun bisa dibilang nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar